Orasi Sang Muadzin Membubarkan Demo

Foto hanya sekedar ilustrasi, bukan bagian dari fakta/isi cerita.

Suatu hari, ratusan warga di suatu kampung berkerumun di halaman masjid yang ada di tengah perkampungan mereka.

Ini ada apa?”, tanya salah seorang petugas takmir masjid dengan heran.

“Kami akan melakukan aksi demo atas ulah muadzin masjid ini”, jawab perwakilan warga.

Astagfirullah... apa yang sudah dilakukan oleh muadzin masjid ini?", tanya petugas takmir penasaran.

“Kami berkesimpulan muadzin masjid ini memiliki keyakinan yang aneh”, tegas perwakilan warga.

Tapi lebih aneh lagi kalau kalian tidak segera menyatakan keanehan itu”, jawab petugas takmir.

“Baik, kami akan menyatakannya sekarang, dan kami minta muadzin itu dihadirkan segera setelah ini”, pinta perwakilan warga. “Sudah 3 hari ini kami perhatikan sang muadzin selalu mengumandangkan adzan pada jam 8 pagi. Ini keyakinan apa kalau bukan keyakinan aneh; disebut adzan subuh, kesiangan; disebut adzan dhuhur, kepagian. Ini benar-benar aneh”, jelas perwakilan warga.

Ooh Subhanallah ... itu ternyata yang kalian persoalkan. Tunggu sesaat, muadzin itu akan saya hadirkan di sini untuk memberikan klarifikasi”, kata petugas takmir sambil berjalan menuju ruangan tempat muadzin berada.

Petugas takmir berbincang sesaat dengan sang muadzin, dan kemudian dengan langkah tegak bersemangat muadzin tetap masjid itu segera datang menghampiri para warga, lalu dengan suara lantang dia berorasi singkat di hadapan para warga:

“Kalian semua tidak tahu diri. Benar-benar tidak tahu diri. Setiap kali waktu shalat subuh tiba, saya mengumandangkan adzan, tetapi tidak ada seorangpun warga yang datang ke masjid ini. Giliran saya mencoba adzan di luar waktu shalat, kalian malah datang berbondong-bondong ke masjid ini. Coba kalian pikir ulang, saya yang aneh, ataukah kalian? Saya tidak minta untuk dijawab sekarang. Saya hanya minta, kalian segera pulang sekarang, dan sesampai di rumah saya berharap kalian merenungkan ulang, siapa sebenarnya yang aneh selama ini. Dan ... satu hal lagi, sekarang kita memasuki pergantian tahun hijriyah. Pikirkan ulang matang-matang, jangan sampai hanya tahunnya saja yang berganti, sementara keanehan kalian masih tetap sama saja dari tahun ke tahun”.

Usai orasi singkat muadzin itu, para warga mundur teratur, dan dengan langkah yang gontai mereka pulang ke rumah masing-masing. 

Yuk, telusuri intermezo lainnya di tautan ini: Senyum Sejenak 

0 Response to "Orasi Sang Muadzin Membubarkan Demo"

Posting Komentar